Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Kamu: Proses Terindah dalam Hidupku

Aku tidak manyangka kalau pertemuan kita selama ini akan manjadi sesuatu yang indah di akhir pertemuan kita. Tepatnya sebelum kita dipisahkan oleh jarak dan waktu. Masih ingat tidak Sayang, saat pertama kali kita dipasangkan dalam Orientasi Siswa Baru. Itu ternyata awal dari segalanya. Bagaimana aku susah payah mencari huruf demi huruf untuk menyusun namamu. Begitu pun kamu. Aku kira itu akan selasai setelah kita sudah saling menemukan satu kata dari masing-masing nama kita. Namun, ternyata kita dipertemukan lagi dalam satu kelas untuk sama-sama mencari pencerahan dalam hidup ini. Sehari, seminggu, sebulan bahkan tiga tahun kebersamaan kita terasa menyenangkan. Canda-tawa dan kebahagian selalu kita rasakan bersama-sama. tangis dan eluh pun selalu aku ungkapkan kepadamu.   Akhir sekolah yang menggembirakan karena kita akan terbebas dari seragam putih abu-abu. Namun, terselip duka karena aku akan berpisah denganmu. Aku melihat ada yang beda dimatamu saat itu. Mata penuh harapan,

Kondektur: Lintah Penghidap Darah Penumpang

Sore ini, Senin (15/7/2013) aku bersiap-siap dengan menggendong tas punggung abu-abuku, melangkahkan kaki keluar dari Kos Ceria, kos terbaik se-Ngaliyan (hhaha, Labay dikit biar kalau ibu kos baca, uang kos nggak jadi dinaikin). Agendaku adalah pulang kampung. Tapi sebelum pulang kusempatkan dulu singgah di markas tercinta, LPM MISSI. Kebetulan hari ini adalah agenda rapat redaksi (seminggu sekali dan setia Senin). Matahari masih enggan mencondongkan diri ke barat. Teriak cahayanya masih sangat terasa menyengat di   kulit walaupun rambutku tak merasakan karena hijab menutupi kepalaku. Cahayanya tidak hanya menyengat kulit, mata pun tak bisa lepas dari silaunya, dan membuat aku mengecilkan pupil mataku untuk mengurangi cahaya yang masuk saat berjalan. Untung ada angin yang tidak takut dengan teriknya matahari. Dia masih saja bermain-main dengan dedaunan rumput ataupun pohon. Rok dan hijabku pun jadi sasaran permainannya. Perjuangan langkah kakiku akhirnya sampai di markas LPM

Nyantri Sehari Bareng Suara Merdeka

Matahari mulai menampakkan sinarnya. Pukul   7.00 WIB aku bersama temakku, sebut dia Safitri yang akrab kupanggil bebeb. Kita keluar dari Kos Ceria untuk mengikuti sarasehan jurnalistik ramadhan 2013 yang diadakan Suara Merdeka. Dengan Tema Gerakan Santri menulis kegiatan itu di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Minggu (14/7/2013). Sesuai randown acara yang kita terima sih acara mulai pukul 8.00 WIB. Tapi sampai pukul 7.30 WIB aku, Safitri, dan Farida (teman sekelasku) masih menunggu jemputan bapak bis. Padahal kita tahu kalau waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke TKP sekitar satu jam-an. Itu pun kalau tidak terjebak macet. Terlalu lama menunggu, bosan juga tau, kawan.   Yah udah ng- eksis dulu ah…. Aku (Kiri), Farida (Tengah), dan Safitri (Kanan)   Setelah menunggu sekitar setengah jam lagi, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang. Tepat pukul 08.04 WIB. Bis Damri jurusan Pu cang Gading, Semarang. (itu tangan siapa ya ? hhaha) Niat baik selalu mendapatkan jalan ya

Penyakit “Seklah”

Cahaya masuk melalui celah-celah ventilasi jendela, tanda kalau hari telah siang. Mata pun pelan-pelan kubuka. Kertas putih masih ada di pelukanku. Aku masih berpikir dalam hati, sembari mengumpulkan jiwa-jiwaku yang baru melayang-layang ke dalam alam mimpi. Kok sepi ya, pikirku dalam hati. Kugerakkan kepalaku ke kanan. Ternyata temanku juga masih tetidur lelap.   Tiba-tiba aku teringat kalau tadi aku mau belajar, kok malah tidur. Bergegaslah aku mencari ponselku. Dimana ya dia, dimana ya dia? Oh ini dia. Kutemukan di bawah bantalku.   Pukul 7.45. Aku panik karena belum belajar. Mungkin ini efek sahur kekenyangan. Masih nanti pukul 10.00, waktu ujiannya. Tapi tetap aja walaupun panik aku tetap saja masih ngantuk. Kuambil lagi kertas tadi yang kuletakkan diatas bantalku dan juga buku. Aku pun berpindak ke lantai, agar rasa kantukku sedikit hilang. Hal yang paling bisa bikin aku ngantuk bagiku salah satunya adalah memandang huruf-huruf alphabet di dalam buku. Bantal pun aku am