Langsung ke konten utama

Mencari Peluang Beasiswa



Banyak lulusan SMA/MA atau Se-derajat yang berprestasi dan seharusnya menjadi calon mahasiswa potensial. Tapi, nasib berkata lain mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi karena berasal dari keluarga kurang mampu.
Inilah masa-masa yang sulit ketika harapan tidak sesuai dengan keinginan. Keinginan memilih perguruan tinggi yang berkualitas, sesuai dengan minat dan kemampuan, punya peluang bagus setelah lulus tapi kondisi keuangan tidak mendukung.
Where is a will, there is a way, Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Karena dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan, Bab VI, Pasal 46 ayat (2), menyebutkan bahwa Badan Hukum Pendidikan wajib mengalokasikan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik Warga Negara Indonesia yang kurang mampu secara ekonomi dan atau peserta didik yang memiliki potensi akademik tinggi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah seluruh peserta didik.
Undang-undang ini yang menjadi angin segar di dunia pendidikan tinggi walaupun dari berbagai macam beasiswa dari pemerintah, misalnya PPA, BBM, PPE, dan BMU, yang akan diberikan kepada mahasiswa. Akan tetapi jumlah dana yang diberikan masih belum dapat memenuhi kebutuhan biaya pendidikan dan biaya hidup mahasiswa, sehingga belum menjamin keberlangsungan studi mahasiswa hingga selesai.
Selain itu, peningkatan akses informasi terhadap sumber pendanaan masih sangat terbatas dan informasi tentang adanya beasiswa juga masih belum merata atau belum luas, hanya orang-orang yang melek informasi saja yang tahu. Ini yang menyebabkan beasiswa yang melimpah tapi jarang peminatnya. Bahkan, beasiswa juga bisa jatuh di tangan yang tidak tepat yang menyebabkan penyalahgunaan dana beasiswa.
Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan menyusun database siswa jenjang pendidikan menengah yang cerdas dan kurang mampu dari sekolah, serta memfasilitasi, menyediakan beasiswa dan biaya pendidikan. Kemudian dalam pengrekrutannya seselektif mungkin, kalau perlu diadakan survei lapangan.
Antisipasi seperti ini yang diharapkan beasiswa tepat sasaran, sehingga di manapun kemauan untuk kuliah bisa terkabulkan kerena terbantu dananya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAMIL DI LUAR NIKAH USIA REMAJA

       I.             PENDAHULUAN Cepatnya arus informasi dan semakin majunya tehnologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan masyarakat di Indonesia, tidak terkecuali remaja. Teknologi seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, disatu sisi berdampak positif tapi di sisi lain juga berdampak negatif. Dampak posifitnya, munculnya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi. Sementara pengaruh negatifnya, masuknya pengaruh budaya asing seperti pergaualan bebas dan pornografi. Masuknya pengaruh budaya asing mengakibatkan adanya pergaulan bebas dan seks bebas yang kemudian mengakibatkan terjadinya fenomena hamil di luar nikah. Remaja merupakan generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik, yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar. Namun, remaja sekarang ini banyak yang terjerumus ke dalam pergaulan

Sepenggal Kisah Tentang Waktu

Video singkat yang menceritakan seorang gadis yang malas-malasan. Kehidupannya hanya diisi dengan kegiatan yang kurang bermanfaat. Dia pun hampir setiap saat meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat. Dia tidak pernah tidur ketika malam, bukan berarti untuk berdzikir dan bermujahadah pada Allah, tapi malah bermain game, dan melakukakan kegiatan yang sama sekali tidak bermanfaat. Lucunya ketika adzan subuh berkumandang, bak lagu merdu yang menina bobokan dirinya untuk tidur. Al hasil, dia tidak sholat subuh dan parahnya sepanjang paginya dia tidur sampai siang hari. Suatu ketika, di depan rumahnya dia melihat iring-iringan yang tak biasa. Bukan karnaval atau marching band, tapi keranda mayat yang berodakan manusia yang membawa jenazah. Hal ini membuat dia termenung sejenak memikirkan kalau hidup ini akan berakhir. Semua wejangan yang dulu pernah diberikan orang tuanya. Ia sadar kalau selama ini waktunya terbuang sia-sia, padahal Rasulullah SAW mengin

DA’I POPULER DAN DA’I SELEBRITIS

 (Antara Idealisme atau Popularitas) Fenomena aneh di zaman sekarang, pelaksana dakwah (dai) yang dulunya pamali untuk dibicarakan kehidupannya atau mengungkap aibnya karena merupakan pemuka agama. Dai (ustadz atau Kyai) adalah orang yang sangat idealis terhadap agama Islam. Tapi, lihat para dai yang wira-wiri di media terutama televisi, layaknya selebritis semua kehidupannya dipamerkan, tragisnya aib sang dai pun sudah menjadi konsumsi masyarakat. “Yang penting bisa muncul di layar televisi dan dikenal masyarakat luas. Masalah isi dakwah sudah ada skenarionya.” Mungkin pikiran para selebritis dakwah. Bukan hanya itu, orientasi dakwah para dai masa kini sepertinya sudah berbelok dari tujuan awal yaitu menyebarkan nilai-nilai Islam. Tapi sekarang lebih mengarah ke hiburan sehingga muncul dai-dai yang bukan berceramah tetapi melawak karena komposisi lawakannya lebih banyak daripada pesan dakwahnya. “Yang penting jamaah senang dengan dengan penampilan dai, masalah isi sedikit saja