Hai shobat, aku mau cerita nih tentang keberanianku keluar kelas ujian gara-gara pengawasnya amit-amit cabang bayi, judes bin galak. begini ceritanya....!!!
Awal kisah saat aku mau ujian. Tadinya sih suasana biasa, tenang karena pada sibuk sendiri-sendiri dengan kertas di meja mereka. Maklum mau ujian jadi pada berubah drastis buat belajar, walaupun masih banyak juga yang ketawa-ketiwi di depan ruang kelas sebelum ujian dimulai.
Waktu sudah menunjukkan jam 10.00 WIB, kita sebagai peserta ujian yang tertib akan peraturan sudah memadati bangku ruangan (sebenernya sih cepet-cepetan nyari posisi Pewe... hhehe). eberapa menit kemudian si Pengawas datang, dengan muka judes, kaku, dan pasti (udah kaya malaikat mau cabut nyawa aja tau...), dia masuk tanpa salam seingetku.
Ngomong-ngomong tentang salam tho, saat ujian ini aku belum sekalipun mengalami ada pengawas yang mau mengawasi dan mereka mengucapkan salam, ada apa ini? padahal kita kan di institusi Islam, atau mungkin aku yang nggak denger ya, hhehe. Jangan terlalu formal lah. itu sih saranku. soalnya an biar akrab, kalau perlu perkenalan dulu biar kenal, kan katanya tak kenal maka ta'aruf, yaa kan shobat?
Oke, kembali ke pengawas tadi. setelah dia mauk nih. suasana jadi berubah, dia adalah satu-satunya pengawas yang tak mau diatur mahasiswanya. kita sudah duduk di kursi kita masing-masing dengan mengkosongkan bangku depan tapi nih bapak malah naruh soal di kursi-kursi kosong itu. Ampuuuunnnn dah pak.
"Karena dalam soal tidak tertulis open book, maka semua buku, tas, dan handphone ditaruh di depan."
aku mendengar bapak itu ngomong dengan nada sedikit maksa sudah merasa tidak nyaman. aku pun pindah ke bangku paling depan. tanpa paksaan sih, tetep aja jengkel. apalagi saat bapaknya menegur salah satu temenku yang mengambil kertas di depan, "Cepet kembalikan! siapa namamu?" (sekarang sudah kaya malaikat penjaga kubur tho...hhehe)
dalam hatiku, gila ya tu pengawas, bikin emosi naik pitam aja...
sampai akhirnya ada satu temenku yang nggak kuat dan dia keluar saat soal masih dibagikan, dia mengambil tasnya dan keluar. aku pun berpikir, daripad makan hati sampai akhir dan aku nggak konsen. aku pun mengikuti jejaknya, toh, masih ada ruangan satunya. kuambil tas dan keluar ruangan maut tadi.
aku nggak tau bapaknya setelah itu ngomong apa pada temen2ku di kelas kalau tahu aku dan satu temenku keluar dari ruangannya.
jangan ditiru ya shobat, itu perbuatan buruk sebenernya, semoga bisa membawa hikmah. tapi aku yakin temen2 nggak mau kan, tetap bertahan saat dikekang, pasti ingin bisa bebas tho.
Buat, bapak pengawas, maaf ya. kata temen2ku yang masih bertahan, bapak ternyata orangnya baik kok, nggak kaya pas awal2 masuk. tapi aku sudah kadung nggak suka aja dengan sikapmu diawal.
sekian ya shobat ceritaku...jangan lupa berkomentar!!! Makasih ^_*
Awal kisah saat aku mau ujian. Tadinya sih suasana biasa, tenang karena pada sibuk sendiri-sendiri dengan kertas di meja mereka. Maklum mau ujian jadi pada berubah drastis buat belajar, walaupun masih banyak juga yang ketawa-ketiwi di depan ruang kelas sebelum ujian dimulai.
Waktu sudah menunjukkan jam 10.00 WIB, kita sebagai peserta ujian yang tertib akan peraturan sudah memadati bangku ruangan (sebenernya sih cepet-cepetan nyari posisi Pewe... hhehe). eberapa menit kemudian si Pengawas datang, dengan muka judes, kaku, dan pasti (udah kaya malaikat mau cabut nyawa aja tau...), dia masuk tanpa salam seingetku.
Ngomong-ngomong tentang salam tho, saat ujian ini aku belum sekalipun mengalami ada pengawas yang mau mengawasi dan mereka mengucapkan salam, ada apa ini? padahal kita kan di institusi Islam, atau mungkin aku yang nggak denger ya, hhehe. Jangan terlalu formal lah. itu sih saranku. soalnya an biar akrab, kalau perlu perkenalan dulu biar kenal, kan katanya tak kenal maka ta'aruf, yaa kan shobat?
Oke, kembali ke pengawas tadi. setelah dia mauk nih. suasana jadi berubah, dia adalah satu-satunya pengawas yang tak mau diatur mahasiswanya. kita sudah duduk di kursi kita masing-masing dengan mengkosongkan bangku depan tapi nih bapak malah naruh soal di kursi-kursi kosong itu. Ampuuuunnnn dah pak.
"Karena dalam soal tidak tertulis open book, maka semua buku, tas, dan handphone ditaruh di depan."
aku mendengar bapak itu ngomong dengan nada sedikit maksa sudah merasa tidak nyaman. aku pun pindah ke bangku paling depan. tanpa paksaan sih, tetep aja jengkel. apalagi saat bapaknya menegur salah satu temenku yang mengambil kertas di depan, "Cepet kembalikan! siapa namamu?" (sekarang sudah kaya malaikat penjaga kubur tho...hhehe)
dalam hatiku, gila ya tu pengawas, bikin emosi naik pitam aja...
sampai akhirnya ada satu temenku yang nggak kuat dan dia keluar saat soal masih dibagikan, dia mengambil tasnya dan keluar. aku pun berpikir, daripad makan hati sampai akhir dan aku nggak konsen. aku pun mengikuti jejaknya, toh, masih ada ruangan satunya. kuambil tas dan keluar ruangan maut tadi.
aku nggak tau bapaknya setelah itu ngomong apa pada temen2ku di kelas kalau tahu aku dan satu temenku keluar dari ruangannya.
jangan ditiru ya shobat, itu perbuatan buruk sebenernya, semoga bisa membawa hikmah. tapi aku yakin temen2 nggak mau kan, tetap bertahan saat dikekang, pasti ingin bisa bebas tho.
Buat, bapak pengawas, maaf ya. kata temen2ku yang masih bertahan, bapak ternyata orangnya baik kok, nggak kaya pas awal2 masuk. tapi aku sudah kadung nggak suka aja dengan sikapmu diawal.
sekian ya shobat ceritaku...jangan lupa berkomentar!!! Makasih ^_*
So, kamu nggak ikut ujian dong? Waw banget nih,ckckck
BalasHapustetep ikut dunk Di.. di runag sebelah. kan ada dua ruangan. hhehe
HapusGALAK didepannya saja... :D
BalasHapusalhamdulillah ya...
Hapustapi udah kadung ilfill...
Salah itu, diakhir ujian beliau memberikan keringanan tau.... dikasih roti tapi cuma dimakan bapaknya aja...
BalasHapussalah siapa diawal nyeremin...hhehe
Hapusyang penting udah berlalu.
dari makan ati lebih baik makan ikan paus...he..he...
BalasHapus