Sandiwara, acara yang masih menjadi favorit di waktu kecilku. tapi ini lebih terkenal di zaman nenek-kakek dan inu-bapak kita. Maklum dulu belum ada Televisi (tau kan televisi itu baru buming sekitar tahun 2000-an, dulu mah yang punya cuma pejabat-pejabat doang).
Pingin nostalgia dengan sandiwara radio nih, makanya aku nulis ini. Sebelum ke ulasan tentang sandiwara radio monggo dilihat dan didengarkan video berikut:
Wah, kira-kira kalau zaman sekarang masih laku nggak ya nih Sandiwara Radio? butuh polesan baru agar bisa menarik lagi dan bisa bersaing dengan media lain. hal ini yang akan kulakukan, tunggu saja!!!
Pingin nostalgia dengan sandiwara radio nih, makanya aku nulis ini. Sebelum ke ulasan tentang sandiwara radio monggo dilihat dan didengarkan video berikut:
Setelah mendengarkan sandiwara radio barusan, apa nih yang dirasakan Kawan-kawan?
Oke, Sandiwara radio atau dalam istilah lain drama
radio atau radio play ialah suatu program yang menyajikan secara audio pola
pelakonan/dramatisasi para tokoh atau karakternya dalam suatu tema
ceritatertentu yang dibawakan dengan gaya naratif, monolog, dialog yang
diselingidengan suara musik, lagu, serta efek suara tertentu.
Drama Radio menyatukan ketrampilan
praktis yang diperlukan untuk drama radio, seperti mengarahkan, menulis, dan
desain suara (Tim Crook, 1999: 296). Drama radio adalah media buta. Namun,
radio menyediakan dunia imajinasi tanpa batas, sebuah kekuatan dan keunikan
yang tidak dimiliki oleh media lain. Pendengar bebas mengimajinasikan dunia
visual dalam pikirannya. Tidak salah kalau dikatakan radio adalah theater of
mind. Melalui suara yang dipancarkannya, radio mampu menjadikan benak para
pendengar seolah-olah layar perak yang luas tanpa batas.
Drama radio adalah
konflik antara pelaku yang terangkai dalam satu alur cerita. Penulisan drama
radio menyangkut tiga aspek, yaitu: aspek kejiwaan, sosial, dan aspek
kesusasteraan. Drama radio merupakan rangkaian padu dari unsur kata, musik, dan
sound effect.
Tokoh sandiwara harus memiliki karakter
suara yang kuat, sehingga bisa diimajinasikan pendengar. Kekuatan imajinasi itu
yang membuat sandiwara akan terasa akrab dengan pendengarnya. Sandiwara radio
mempunyai bentuk yang lain daripada acara-acara lainnya, baik dalam bentuk
naskah maupun bentuk penyiarannya.
Menurut
Rosenthal dan Jarmon bahwa sandiwara radio berbeda secara teknis dengan
bentuk-bentuk penulisan drama lainnya, sandiwara radio pertama-tama adalah
sandiwara yaitu cerita lengkap, lengkap dengan situasi, alur, watak,
pertentangan (konflik), pemecahan (solusi), permulaan-tengah-dan akhir cerita,
dan unsur-unsur lainnya dari dari sebuah drama. (Tim Crook, 1999:
95)
Kelebihan
sandiwara radio mudah untuk menggambarkan hal-hal yang tidak mungkin
dihidangkan dalam sandiwara bentuk lainya. Sedangkan kelemahannya adalah
sulitnya menggambarkan keadaan fisik
pemerannya. Sandiwara radio ada yang disiarkan satu kali tamat dan serial.
Naskah
sandiwara radio juga sangat dibutuhkan, yang berfungsi sebagai pegangan
jalannya cerita agar terarah.
Pembuatan sandiwara radio harus
mempertimbangkan perbedaan fungsi mata (visual) dan telinga (audio) dimana mata
lebih kritis sedangkan telinga lebih menggugah perasaan / imajinasi. Dengan
demikian naskah sandiwara radio dibuat dengan dialog-dialog yang ditujukan
untuk menggugah imajinasi pendengar. Adapun tahapannya sebagai berikut: (http://radioclinic.com/2008/06/10/membuat-sandiwara-radio/,
diakses 8/1/2013), persiapan yang meliputi pembuatan naskah sandiwara,
menyeleksi voice talent, menentukan jumlah
pemain, memilih ilustrasi musik, menentukan durasi dan latihan take
voice.
Wah, kira-kira kalau zaman sekarang masih laku nggak ya nih Sandiwara Radio? butuh polesan baru agar bisa menarik lagi dan bisa bersaing dengan media lain. hal ini yang akan kulakukan, tunggu saja!!!
Komentar
Posting Komentar