Langsung ke konten utama

DESAIN KEGIATAN DAKWAH (KASUS: HEDONISME MAHASISWA)

 I.    LATAR BELAKANG
Dalam konsep tauhid, manusia dilihat sebagai kesatuan utuh dua dimensi: tubuh dan jiwa. Tubuh adalah aspek eksternal, lahiriah. Sedangkan jiwa adalah aspek internal, batiniah. Menurut Shariati, hidup manusia merupakan gerak bolak-balik, dialektika tubuh-jiwa. Maksudnya, manusia selalu berada dalam tarikan dua unsur kodratinya (realitas dialektis). Karena itu, tugas besar individu adalah bagaimana memoderasikan dua sisi tersebut.
 Sayyed Hosein Nasr, perenialis kontemporer, mengungkapkan bahwa manusia modern lebih memperhatikan aspek luar dirinya. Akibatnya, manusia modern hidup di “pinggir lingkaran eksitensi”. Selanjutnya, ukuran kebermaknaan hidup pun diukur dari penjumlahan kuantitatif aspek eksternal, seperti kenikmatan material, kepuasan seksual, dan sebagainya, bukan penyempurnaan diri. Inilah awal mula perilaku hedonis-materialistik. Dengan kata lain, hedonisme-materialistik berakar pada pandangan-dunia yang keliru, yang melahirkan kegersangan spiritual, kekosongan makna hidup, dan keterasingan dari Yang Ruhani.
Hal tersebut menciptakan manusia modern yang ringkih: rentan  terserang stress, mudah terjangkit penyakit-penyakit kejiwaan. Yang direngkuh bukan makna hidup yang sejati, tetapi kepalsuan. Inilah, mengutip Nasr, nestapa manusia modern. Rela menjadi budak hedonisme demi dikatakan gaul.
Gaya hidup hedonisme seolah sudah menjadi ideologi, sebab kalau tidak begitu tidak gaul atau terkesan masih ikut masa pujangga baru. Masa memang berubah, seiring perubahan itu membawa arus yang bisa menyeret siapa saja, tidak peduli orang dewasa, anak-anak bahkan remaja. Kecanggihan teknologi adalah tawaran menggiurkan betapa hebatnya mainan Hitech tersebut. Mungkin tidak gaul, keren bila bepergian, nongkrong atau aktivitas lain tanpa dilabeli dengan barang-barang sentuhan teknologi, atau akan tersingkir dengan sendirinya.
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, baik itu menyenangkan orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya.
Di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Pandangan mereka terangkum dalam pandangan Epikuris yang menyatakan, "Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati."
Gejala sosial yang kian membimbangkan pelbagai pihak ini terkesan dirangsang oleh pengaruh iklan, teman-teman sepergaulannya serta keadaan lingkungan sekitar. Keinginan untuk hidup senang dan mewah adalah sebagian naluri manusia, namun bersenang-senang dan bermewah-mewahan secara berlebih-lebihan itu tidak boleh dibiarkan terus menular dan membudaya dalam masyarakat. Ini kerana budaya hedonisme boleh mengakibatkan pelbagai gejala negatif. Di samping ia boleh menjerumuskan masyarakat ke dalam tindak kriminal, tindakan berhutang dan fitnah-menfitnah.
Budaya hedonisme juga berpotensi membuat manusia lena dan lalai dalam melaksanakan kewajipan hakikinya sebagai hamba Allah dan sebagai anggota keluarga ataupun anggota masyarakat. Sejarah telah memperlihatkan kepada kita bahwa bangsa yang lena terbuai dengan pelbagai kesenangan dan kemewahan hidup serta disuguhkan dengan pelbagai jenis hiburan akan menjadi lalai terhadap kewajibannya. Menyebabkan mereka menjadi lemah dan terjajah.
Pengajaran ini terungkap pada sejarah keruntuhan kerajaan Abbasiyah,  kerajaan Usmaniyah, kesultanan Melaka dan lain-lain. Di mana pemerintah dan rakyat lena dibuai kemakmuran negara sehingga lalai mengantisipasi ancaman musuh. Demikianlah juga dengan budaya hedonisme yang sedang menular dalam masyarakat kita yang turut mengakibatkan penyakit lalai di kalangan masyarakat.
 Sebagai contoh, seseorang yang asyik dengan kesenangan di dunia,  tertentu akan dilalaikan oleh perbuatannya daripada melaksanakan kewajibannya terhadap Allah seperti shalat, berpuasa dan sebagainya, disamping lalai terhadap kewajibannnya terhadap sesama manusia seperti memberi perhatian yang sepenuhnya kepada orang tua, isteri dan anak-anak.
Sesungguhnya syaitan berjanji akan melalaikan dan menyesatkan manusia dari jalan Allah dengan cara apapun. Kemewahan dan hiburan di dunia ini adalah senjata syaitan untuk menjerumuskan manusia kepada kelalaian dan kesesatan.  Allah menganjurkan kita semua supaya memikirkan hal ini dan berusaha menghindari diri tipu daya syaitan seperti kesenangan hidup di duniayang bersifat sementara ini.



Firman Allah:


 “Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari permainan dan kesenangan sementara. Sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu berakal?.” (Q.s. Al-An’am: 32).

وَمَا الْحَیَاةُ الدُّنْیَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ.

“...Dan (ingatlah bahwa) kehidupan di dunia ini (meliputi segala kemewahan dan pangkat kebesaran) tidak lain hanyalah kesenangan bagi orang yang terpedaya.”(Q.s. Ali Imran: 185).
Memang tidak dapat dinafikan bahwa budaya hedonisme ini terkesan semakin menjadi kegemaran di kalangan kaum remaja di negara ini. Masalah ini sangat berat dan membimbangkan kerana meruntuhkan golongan muda sebagai generasi bangsa yang akan memimpin negara ini di masa depan. Dan mahasiswa sebagai kelompak remaja yang paling dekat dengan hal-hal yang berbau kesenangan dunia.
Minimnya gerakan mahasiswa dalam mengkritisi persoalan-persoalan bangsa tidak terlepas dari budaya hedonis yang melilit mahasiswa. Betapa tidak, mahasiswa sekarang lebih akrab dengan kebiasaan kumpul bareng atau nongkrong di kafe, ketimbang bersahabat dengan budaya diskusi untuk memperbincangkan dan mencari solusi terhadap permasalahan bangsa.
Mereka lebih suka turun ke “mal-mal” yang penuh dengan budaya glamor dan lebih senang “berkeringat” disana daripada “berkeringat” dijalanan yang notabene tempat “perjuangan” para mahasiswa. Akibat budaya hedonis tersebut, mahasiswa jauh dari budaya berpikir kritis, bahkan mereka menjadi alergi dan antipati dalam merespons segala persoalan yang kini menggurita bangsa Indonesia. Selain itu virus budaya hedonis juga mengakibatkan pola pikir mahasiswa menjadi cenderung lebih pragmatis dan acuh tak acuh. Persoalan bangsa seolah-olah bukan urusan masyarakat termasuk mahasiswa, tetapi semata-mata adalah urusan para pejabat politik bangsa. Selama kita masih bisa hidup “nyaman” dan “nyawa masih dikandung badan” biarlah kita serahkan kepada mereka.
Menurut mereka perilaku mengkritik dan mencari solusi atas persoalan bangsa adalah suatu pekerjaan yang tidak ada gunanya, buang-buang tenaga dan sia-sia belaka. Ibaratnya walaupun kita mengaung-ngaung layaknya singa, tetap pelbagai persoalan tidak akan terpecahkan apalagi habis begitu saja.
Parahnya, kondisi spiritualitas mereka juga menurun, serasa hidup ini tidak ada yang mengawasi, mereka meniadakan Tuhan dari hatinya. Interaksi dengan sesama juga terbatas dengan orang yang mereka anggap sederajat dengannya. Ahlaknya sudah termodifikasi oleh akhlak orang Barat dan tak mencerminkan keramahan orang Timur. Dan masih banyak akibat yang terjadi dari virus hedonis.
Ini terjadi bukan hanya di kampus-kampus umum saja, kampus dengan berlabel Islami tidak ketinggalan, mahasiswanya juga terjangkit virus hedonis. Penulis mengambil study kasus mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Walaupun tidak semua mahasiswanya terkena virus hedonis akan tetapi banyak kasus prektek hedonis, lebih mementingkan kesenangan. Karena pergaulan yang semakin luas dan yang paling berpengaruh adalah media baik massa maupun elektronik, mengingat kemajuan teknologi semakin canggih.
Hedonisme menyebar dari teman ke teman dan itu berjalan dengan cepat ketika melihat temannya terlihat bahagia dengan sikap tersebut, sehingga muncul keinginan untuk seperti itu. Dan juga pandangan kampungan saat tidak mengikuti tren zaman sekarang, sehingga taruhannya adalah diasingkan dari teman-teman sekitarnya.
Sekarang kita sebagai mahasiswa yang notabennya korban hedonisme harus bisa berbuat sesuatu untuk menyadarkan teman-teman kita dan diri kita sendiri, membawa budaya hedonisme menjadi yang lebih bermanfaat.
II.    IDENTIFIKASI MASALAH
Pemaparan menganai masalah Hedonisme terutama pada remaja (Mahasiswa) yang terjadi di kampus Islami IAIN Walisongo Semarang ada bebarapa sebab yang menjadikan mahasiswa IAIN yang seharusnya sesuai dengan tri etika kampus IAIN yaitu Diniyah, Ilmiyah dan Ukhuwah tergelincir kedalam kehidupan yang hedonisme, antara lain:
a.    Pengaruh negatif globalisasi dalam segala aspek.
b.    Tidak terkontrolnya kemajuan teknologi.
c.    Kurangnya peran orang tua di masa remaja, sebagai masa transisi yang selalu memberontak dan suka akan tantangan.
d.    Kurangnya pembekalan nilai-nilai spiritual secara berkesinambungan.
e.    Lingkungan dan kebiasaan teman sebayanya yang mendukung.
f.    Sarana media yang ikut menghiasi bacaan atau tontonan dengan menjabarkan kesenangan-kesenangan.
g.    Kemudahan fasilitas sekarang yang tersedia.
    Dampak dari secara umum antara lain:
a.    Terbukanya banyak ancama dari luar dalam segala aspek juga seperti budaya asing yang tidak terkontrol.
b.    Banyak penyalahgunaan teknologi, seperti menyisipkan hal-hal yang tidak sesuai ke dalam bacaan maupun tontonan.
c.    Gaya hidupnya bebas.
d.    Kepribadian tidak sempurna, kurang dari segi ilmu dan spiritual. Hidupnya jauh dari yang namanya nilai agama yang benar, tidak menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.
e.    Pandangan materialis dan cinta dunia semakin tinggi.
f.    Pola pikir menjadi terpengaruh, bahwa kesenangan adalah segalanya.
g.    Munculnya rasa malas untuk berproses.
Dari sebab-sebab tersebut dengan akibat seperti di atas, harus segera dilakukkan tindakan pembaharuan terhadap pandangan dan pola pikir mahasiswa sekarang. Kita sebagai da’i yang tugasnya menginformasikan kebenaran. Maka dari itu, dakwah harus segera dilakukan karena bisa dilakukan dengan berbagai bentuk sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dengan harta benda, suri tauladan, ucapan, kebijaksanaan, atau kemampuan akal pikiran yang disumbangkan bagi terlaksananya proses penyampaian nilai-nilai agama yang indah.
III.    TUJUAN DAN TARGET
Kegiatan dakwah ini mempunyai tujuan untuk mengembalikan pandangan mahasiswa, menyadari bahwa hidup di dunia ini bukan hanya untuk bersenang-senang. Dengan ranah perubahan yang diharapkan adalah bisa mencapai semua aspek, mulai dari kognitif, afektif dan konatif.
-    Kognitif : Pesan dari dakwah itu bisa masuk ke pikiran mereka dan dirasionalkan, sehingga bisa menggugah pikirannya bahwa hedonisme memang tidak baik.
-    Afektif : Pesan dakwah itu bisa menyentuh perasaan membuat suasana positif pada dirinya, sehingga ada keinginan untuk berubah.
-    Konatif : Pesan dakwahnya bisa memberi masukan kepada dirinya untuk berusaha bertindak, merubah kebiasaan buruknya.
    Program yang direncanakan sebagai berikut:
a.    Menyisipkan nilai-nilai keagamaan pada bacaan mereka.
b.    Memberikan media untuk mengeksplor bakat dan minatnya.
c.    Memahamkan konsep-konsep kehidupan lewat tulisan yang menarik.
d.    Mensosialisasikan penggunaan memanfaatkan teknologi dengan lebih cerdas.
    Akibat yang diharapkan, antara lain:
a.    Nilai spiritualitas meningka dan tingkat kesadaran akan makna menghargai hidup tertanam.
b.    Bakatnya tersalurkan, waktunya bisa dihargai sehingga kecenderungan untuk hedonis berkurang.
c.    Pemahaman masalah hedonisme lebih jelas, sehingga bisa membedakan yang harus dilakukan dengan yang harus ditinggalkan.
d.    Penggunaan teknologi menjadi maksimal sesuai kebutuhan dan tidak menyeleweng.
Sehingga tujuan dari dakwah ini sangat jelas yaitu ingin merubah pandangan mahasiswa terhadap hidup, bahwa hidup itu bukan hanya untuk bersenang-senang sehingga melakukan hal-hal praktis untuk mencapai kesenangan. Intinya terhindar dari Hidonisme.
Sedangkan, targetnya adalah semua mahasiswa IAIN Walisongo Semarang tidak pandang bulu, kaya-miskin, pintar-kurang pintar, aktivis atau tidak, dan lain sebagainya. Minimal pesan dakwahnya bisa sampai ketingkat konatif (kecenderungan berperilaku) dan maksimal bisa meminimalisir sikap hedonis mahasiswa. Sehingga benar-benar ada perubahan tingkah laku.


IV.    RENCANA PROGRAM DAKWAH
A.    Tema
Kegiatan dakwah ini bertemakan “Dakwah Bil-Qalam: Mengubah Pandangan Hidup Mahasiswa Dalam Menghindari Hedonisme Di Era Globalisasi” sesuai dengan masalah pada mahasiswa IAIN Walisongo Semarang.
B.    Materi
Materi yang akan disampaikan adalah berupa nilai-nilai penting keagamaan dari aqidah, akhlak dan syari’ah Islam. Kemudian tentang makna kehidupan dan kisah-kisah motivasi dari orang-orang hebat. Sebenarnya materinya tidak berbeda jauh dengan dakwah-dakwah lain pada umumnya seperti berisi ajakan atau seruan mengenai pentingnya meraih keberhasilan, mencapai kemajuan, mengerjakan kebaikan, dan meninggalkan kenistaan. Akan tetapi kemasannya dibuat semenarik mungkin sehingga mahasiswa tertarik, dengan bahasa santai, populer dan komunikatif.
Isu-isu hedonisme juga tidak lupa dicantumkan agar melek lingkungan sekitar dan terhindar dari godaan-godaan syeitan. Intinya lebih berhati-hati. Dan materi-materi lain yang mendukung terciptanya tujuan kegiatan dakwah ini.
C.    Metode
Mengingat di era globalisasi informasi dengan cepat dapat diakses, sehingga ini menjadi tantangan para da’i untuk menciptakan metode dakwah Islamiyah secara halus lewat tulisan. Menggunakan metode Dakwah Bil-Qalam yaitu dengan tulisan-tulisan dalam bentuk artikel, essay, cerpen, berita, puisi, dan coretan dalam bentuk apa pun yang menarik. Teknologi yang digunakan dakwah ini bisa lewat media elektronik dan massa.
Pertimbangan menggunakan Dakwah Bil Qalam antara lain:
a.    Dakwah bil-Qalam dirasa efektif bagi mahasiswa, karena belum tentu kalau dengan dakwah bil-Lisan akan didengarkan. Apalagi sama-sama mahasiswa yang notabenya seumuran.
b.    Mahasiswa dekat dengan akses teknologi baik cetak maupun elektronik.
c.    Tulisan akan lebih bertahan lama dan tidak akan pernah mati pesan dakwahnya dan jangkauannya lebih luas.
d.    Kemalasan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat lisan, seperti ceramah, seminar, diskusi, dan lain sebagainya.
D.    Media
Media atau sarana yang digunakan untuk mewujudkan tujuan dengan metode Dakwah Bil Qalam yang diambil antara lain:
1.    Buletin bulanan
Berisi berita terbaru tentang masalah-masalah kehidupan mahasiswa, artikel, essay, motivasi, kisah-kisah kehidupan yang disajikan dalam bentuk cerpen, puisi, dan lain sebagainya.
2.    Blog komunitas
Postingan tiap hari tentang motivasi-motivasi kehidupan.
3.    Jejaring sosial (FB, twitter,dll)
Diskusi dunia maya dengan tema berbeda tiap hari, dari pihak pengelola memposting satu tulisan dan dibedah.
4.    Selebaran tiap hari Jumat
Berisi artikel, essay dan cerpen motivasi.
E.    Pelaksana
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Perkumpulan Mahasiswa Islam IAIN Walisongo Semarang. Didukung beberapa pihak antara lain pejabat tinggi kampus dan dosen.
Ada pun struktur Organisasinya:
Pelindung        : Rektor IAIN Walisongo Semarang
Pembina        : Pembantu Rektor III IAIN Walisongo Semarang
Pendamping        : Dosen-dosen IAIN Walisongo Semarang
Penanggung Jawab    : Ketua Perkumpulan Mahasiswa Islam
Pelaksana        : Anggota Perkumpulan Mahasiswa Islam
    PJ Buletin: Andika Prabowo
    PJ Blog Komunitas: Tinwarotul Fatonah
    PJ Diskusi Maya (fb,twitter): Safrina Tsani Akmala
    PJ Seleberan: Rizki Agustya Putri
Tulisan tidak hanya dari pihak pengelola saja tetapi juga menerima tulisan dari pihak lain seperti dosen, mahasiswa dan lainnya.
F.    Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung antara lain:
a.    Apresiasi para dosen
b.    Mahasiswa selain anggota juga bisa ikut berperan aktif
c.    Fasilitas yang dimiliki ada
Faktor Penghambat antara lain:
a.    Minat baca mahasiswa masih rendah
b.    Biaya penerbitan
G.    Pelaksanaan
Kegiatan dakwah akan dimulai pada awal bulan Februari 2012.
V.    PENUTUP
Demikianlah desain kegiatan dakwah yang akan dilaksanakan dengan tema “Dakwah Bil-Qalam: Mengubah Pandangan Hidup Mahasiswa Dalam Menghindari Hedonisme Di Era Globalisasi” kami susun. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi keberhasilan kegiatan ini. Semoga planning acara yang kami maksud dengan mengharap Ridha Allah dapat berjalan sempurna tanpa hambatan apapun. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepenggal Kisah Tentang Waktu

Video singkat yang menceritakan seorang gadis yang malas-malasan. Kehidupannya hanya diisi dengan kegiatan yang kurang bermanfaat. Dia pun hampir setiap saat meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat. Dia tidak pernah tidur ketika malam, bukan berarti untuk berdzikir dan bermujahadah pada Allah, tapi malah bermain game, dan melakukakan kegiatan yang sama sekali tidak bermanfaat. Lucunya ketika adzan subuh berkumandang, bak lagu merdu yang menina bobokan dirinya untuk tidur. Al hasil, dia tidak sholat subuh dan parahnya sepanjang paginya dia tidur sampai siang hari. Suatu ketika, di depan rumahnya dia melihat iring-iringan yang tak biasa. Bukan karnaval atau marching band, tapi keranda mayat yang berodakan manusia yang membawa jenazah. Hal ini membuat dia termenung sejenak memikirkan kalau hidup ini akan berakhir. Semua wejangan yang dulu pernah diberikan orang tuanya. Ia sadar kalau selama ini waktunya terbuang sia-sia, padahal Rasulullah SAW mengin

HAMIL DI LUAR NIKAH USIA REMAJA

       I.             PENDAHULUAN Cepatnya arus informasi dan semakin majunya tehnologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan masyarakat di Indonesia, tidak terkecuali remaja. Teknologi seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, disatu sisi berdampak positif tapi di sisi lain juga berdampak negatif. Dampak posifitnya, munculnya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi. Sementara pengaruh negatifnya, masuknya pengaruh budaya asing seperti pergaualan bebas dan pornografi. Masuknya pengaruh budaya asing mengakibatkan adanya pergaulan bebas dan seks bebas yang kemudian mengakibatkan terjadinya fenomena hamil di luar nikah. Remaja merupakan generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik, yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar. Namun, remaja sekarang ini banyak yang terjerumus ke dalam pergaulan