Langsung ke konten utama

Galuh Tak Lagi Galau

Oleh: Tien Afecto Galuh
Galuh hanya termenung duduk di bawah pohon beringin besar sepulang sekolah. Tidak seperti biasanya, hari ini dia sendiri tanpa Dito kekasihnya. Tampak air mata di wajahnya berlinangan, sepertinya awan hitam sedang menutupi keceriaannya.
Tiba-tiba dari kejauhan ada sesosok orang berbadan besar menabraknya dari belakang yang sangat mengagetkan Galuh, kesedihannya pun berubah jadi marah.

“Heh, loe bisa lihat nggak, sih?” teriaknya sambil mengusapi air matanya, pada sesosok itui yang tidak menghentikan larinya.

‘Siapa, sih, itu orang,?’ dalam batinnya bertanya, ‘menyebalkan’ menundukkan kepalanya dan merenungi nasibnya kembali. Tapi tidak henti-hentinya ganguan datang.

“Dek, lihat orang lewat sini nggak?” tanya salah satu satpam membawa senjatanya, pentungan.

“Nggak!” bentaknya tanpa melihat siapa yang sedang bertanya padanya sekarang. Galuh masih tetap saja membayangkan wajah Dito yang baru saja memutuskannya tanpa sebab.

“Jangan galak-galak, Dek. Nanti cowoknya lari, lho” celtus satpam satunya dengan lelucon. “Ya sudah Dek, selamat galau-galauan saja” ejek mereka.

Sebenarnya Galuh melihat orang tadi pergi kemana tapi kegalauannya yang membuatnya ingin menyendiri dan tidak peduli dengan yang lain. Ucapan satpam itu juga cukup menyindirnya.

Ketika renungannya semakin memuncak, tepat di depan matannya ada sapu tangan coklat yang entah dari siapa. Galuh mengambilnya untuk mengusap air matanya dan mengangkat wajahnya untuk melihat siapa dia.

“Loe yang tadi, kan?” tanya Galuh meyakinkan dirinya.

Tanpa jawaban sepatah kata pun dia langsung pergi dan meninggalkan sapu tangan coklat itu.



***

Keesokan harinya Galuh tidak melihat Dito di sekolah, walaupun jengkel dengannya tapi tidak dapat dibohongi Galuh masih sayang dengan Dito. ‘Dito kemana, ya’ hatinya panik, ‘apa dia sakit, jangan-jangan...” pikirannya melayang-layang.

Bagaimana pun Galuh tidak mau kehilangan pujaan hatinya itu, ia cinta pertama sekaligus cinta teristimewa baginya. Rasa coklat pun tidak bisa menandingi manisnya rasa cinta mereka berdua. Hari-harinya terasa sempurna penuh canda tawa. Tapi semenjak kejadian satu bulan lalu yang menimpa ayah Dito, dia berubah menjadi tertutup. Dan berakhir memutuskan hubungan mereka sepihak.

Beberapa minggu Dito tidak kunjung memberi kabar, jejaknya benar-benar tertelan bumi. Patah hati, galau, dilema menghiasi hari-hari Galuh. Tidak ada keceriaan lagi, rasanya telah mati sekarang. Semua tidak ada yang bisa Galuh percaya lagi. Ia menjadi tertutup dan pendiam.

Semenjak kejadian itu juga Galuh sering berkunjung ke pohon beringin besar itu, ia menceritakan perasaannya, semua keluh kesahnya, tetang Dito yang sudah lama menghilang dan tidak ada yang tahu jejaknya.

Galuh memang tidak mau punya teman curhat lagi kecuali Dito. Sekarang hanya pohon itu yang menjadi penampung curhatnya, membuatnya bisa bersama Dito kembali, banyak kenangan yang terukir indah seperti dulu.

***

“GA-LUH, mana buku kamu?” tanya guru Matematika melihatnya bengong.

Galuh terkaget dan bingung melihat pak Doni di depannya, “Iya Pak, apa?” tersenyum cengi-ngisan karena tidak maksud dengan perintah pak Doni.

Setelah paham Galuh mengambil buku matematika di tasnya, ‘Sapu tangan coklat (?)’ batinnya berpikir. ‘Oh iya, waktu itu...’ teringat kejadian itu. Ia melanjutkan pelajarannya.

Sapu tangan itu datang saat Dito pergi, selama ini ada di tas Galuh berarti selalu ada di mana pun ia berada. Menemani seperti Dito dulu. Bedanya sapu tangan itu terlupakan.



***

Sepulang sekolah seperti biasanya Galuh datang ke pohon itu, tapi ia menemukan sesuatu yang yang berbeda. Terdapat ukiran tulisan di batang pohon Diluh 4ever di dalam ukiran berbentuk hati.

“Siapa yang berani-berani menulisi pohonku?” grundelnya sedikit ketus.

Galuh tidak bisa terima dengan semua ini, baginya pohon itu segalanya. Melihat sapu tangan itu ia mendapat ide untuk menutupi tulisan itu dengan sapu tangan itu. Dengan tali ia ikatkan sampai tulisan itu tidak terlihat lagi.

Keluh kesahnya telah ia keluarkan, kejadian memalukan tadi dengan pak Doni juga ia ceritakan. Berjam-jam sudah ia menghabiskan waktunya hanya untuk berbicara dengan pohon. Tindakanya memang aneh bagi teman-temannya, ketiak ada yang melihatnya tapi ia sama sekali tidak peduli.

Matahari sore menyuruhnya pulang. Walaupun sedikit kecewa dia tetap senang bisa membayangkan duduk bersama Dito seperti dulu.

***

Keesokan harinya, minggu pagi yang cerah secerah hari Galuh yang bersiap-siap ke taman. Menikmati harinya bersama bayangan Dito di bawah pohon itu. Tas berisi buku gambar dan pensil sudah siap, ia ingin sekali menggambar.

Tampak dari kejauhan ada seseorang yang berdiri di bawah pohon itu, dia seperti sedang melakukan sesuatu dengan pohonnya.

‘Itu pasti orang yang merusak pohonku (?)’ pikirku sambil berjalan pelan agar tidak terdengar langkahnya.

Langkahnya terhenti setelah dari dekat terlihat kostum beruang coklat seperti dulu yang memberi sapu tangan coklat itu. Tapi kali ini ia tidak memakai topengnya.

“Heh, siapa loe?” tanyanya keras sehingga mengagetkan orang itu.

Wajah galuh berubah melihatnya ketika menoleh ke arahnya, wajah yang tidak asing lagi dan yang selalu dinanti.

Sapu tangan coklat, tulisan di pohon itu adalah dia (?).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepenggal Kisah Tentang Waktu

Video singkat yang menceritakan seorang gadis yang malas-malasan. Kehidupannya hanya diisi dengan kegiatan yang kurang bermanfaat. Dia pun hampir setiap saat meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat. Dia tidak pernah tidur ketika malam, bukan berarti untuk berdzikir dan bermujahadah pada Allah, tapi malah bermain game, dan melakukakan kegiatan yang sama sekali tidak bermanfaat. Lucunya ketika adzan subuh berkumandang, bak lagu merdu yang menina bobokan dirinya untuk tidur. Al hasil, dia tidak sholat subuh dan parahnya sepanjang paginya dia tidur sampai siang hari. Suatu ketika, di depan rumahnya dia melihat iring-iringan yang tak biasa. Bukan karnaval atau marching band, tapi keranda mayat yang berodakan manusia yang membawa jenazah. Hal ini membuat dia termenung sejenak memikirkan kalau hidup ini akan berakhir. Semua wejangan yang dulu pernah diberikan orang tuanya. Ia sadar kalau selama ini waktunya terbuang sia-sia, padahal Rasulullah SAW mengin

HAMIL DI LUAR NIKAH USIA REMAJA

       I.             PENDAHULUAN Cepatnya arus informasi dan semakin majunya tehnologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan masyarakat di Indonesia, tidak terkecuali remaja. Teknologi seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, disatu sisi berdampak positif tapi di sisi lain juga berdampak negatif. Dampak posifitnya, munculnya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi. Sementara pengaruh negatifnya, masuknya pengaruh budaya asing seperti pergaualan bebas dan pornografi. Masuknya pengaruh budaya asing mengakibatkan adanya pergaulan bebas dan seks bebas yang kemudian mengakibatkan terjadinya fenomena hamil di luar nikah. Remaja merupakan generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik, yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar. Namun, remaja sekarang ini banyak yang terjerumus ke dalam pergaulan