Langsung ke konten utama

Perempuan dalam Sumpah Pemuda


Oleh: Tinwarotul Fatonah
Sejak delapan puluh tiga tahun lalu, kita komitmen terhadap sumpah ini: kami putra-putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; berbahasa satu, bahasa Indonesia.  Sumpah ini, demikian sakral bagi kita, Bangsa Indonesia
Harus diingat bahwa dalam momentum 28 Oktober 1928 mencantumkan sumpah:  kami putra-putri Indonesia mengaku bertanah air satu tanah air Indonesia. Maka jelaslah bahwa peran serta "putri" ada  dalam momen besar dari perjalan sejarah bangsa besar ini.
Kata "putri" harus diperluas maknanya, sehingga dari refleksi itu dalam kontek kini, apa yang dimaksud kata "putri" adalah semua perempuan atau wanita Indonesia memainkan peranannya, baik di tataran domestik maupun publik.
Domestik dan Publik
Pada masa kini jadi jelas perempuan terus menerus melakukan pemberdayaan, baik bersifat domestik maupun publik. Perumpuan juga ingin menunjukkan eksistensinya dalam publik tidak hanya di dalam rumah tangga. Akan tetapi, perempuan jangan sampai melupakan tugas sebagaimana perempuan selayaknya. Kodrat perempuan yang diciptakan lemah lembut untuk mengurusi rumah tangga tetap tidak bisa dihilangkan.
Perempuan memiliki tugas ganda yang tidak bisa ditinggalkan sebagai  ikrar sumpah pemuda. Bahwa telah jelas di dalam teks sumpah pemuda ada kata “putri”, mau tidak mau ikrar yang telah diucapkan 83 tahun lalu harus dipertanggugjawabkan. Salah satu contoh pemudi yang ada dalam peristiwa sumpah pemuda adalah Siti Sundari. Suara perempuan sudah ada walaupun sedikit.
Inspirasi Sumpah Pumuda harus diterjemahkan bahwa perpolitikan kontemporer kita jangan sampai membeku dalam induk permainan politik diskriminatif gender. Maka harus digeser orientasinya, termasuk dalam kepentingan ini guna memperlancar demokratisasi di Indonesia dengan pengutamaan gender dalam pembangunan nasional. Nyata, dalam Pemilu 2004 lalu politisi perempuan banyak memperoleh suara besar dan sebelumnya sudah terbukti Megawati sebagai presiden RI perempuan pertama. Sehingga pemikiran perempuan tidak selamanya kalah dari laki-laki.
Peranan perempuan membangun bangsa sesungguhnya sudah sejak lalu. Maka Sumpah Pemuda juga tidak berarti "hak" lelaki membangun bangsa, melainkan di sana hak pemudi. Jelaslah pemudi, perempuan, juga dalam kontek sejarah besar bangsa besar ini memanggul ide-ide besar komprehensif. Dari itu dalam eksistensinya akses perempuan pada sumber daya ekonomi, masalah pendidikan perempuan, kesehatan, dan peran perempuan dalam memberantas korupsi harus dibuka lebar-lebar bukanlah hal yang ganjil.
Membaca spirit Sumpah Pemuda, maka dalam konteks kini sudah sepatutnya sistem legitimasi dalam mensubordinasikan dan memarginalkan perempuan dalam dunia publik, sekecil apa pun, mesti kita punahkan. Sebab kalau terus menerus dibiarkan dengan pura-pura kita tak tahu, maka disadari atau tidak, kondisi ini memengaruhi ruang gerak perempuan dalam dunia publik.
Tantangan Perempuan
Marilah kita renungkan bahwa apabila faktor perempuan menjadi semacam faktor keterbelakangan, maka bangsa Indonesia ini bakal mengalami tragis. Bersama itu ketragisan lain yang juga bisa kita temui paling nyata, justru masih banyak perempuan yang doyan hidup dalam budaya diskriminatif gender. Penandaan ini semakin terlihat ketika tubuh perempuan dieksplorasi dalam sistem kapital iklan-iklan pelbagai produk.
Khusus kepada kaum perempuan di sini kita ingatkan untuk lebih jauh berani menyuarakan interpretasi budaya yang selama ini keliru justru ditenggak oleh para perempuan snobis, yang mungkin saja mereka adalah perempuan-perempuan "pandai" dan berkelas. Bisa saja walaupun negara sudah memberi banyak peluang pada perempuan untuk maju, namun masih saja ada hambatan justru harus dibenahi pula hambatan internal dalam budaya perempuan itu sendiri. Yakni, perusakan citra perempuan yang datangnya dari kebebasan perempuan mengekspresikan dirinya.
Itulah tantangan terberat perempuan masa kini untuk meluruskan "citranya" dalam pembangunan bangsa. Tujuan ini juga untuk mempercepat terwujudnya kesetaraan dan keadilan geder dengan strategi pengutamaan gender di Indonesia. Akan tetapi di sisi lain masalah kekerasan pada perempuan, perdagangan perempuan dan anak meningkat dari tahun ke tahun.
Semua itu artinya perempuan masa kini harus terus masuk pada tataran implemenasinya. Maka di sini spirit Sumpah Pemuda, adalah cara bersikap dan berpikir kita dalam  mengaku bertanah air satu –tanah air Indonesia.
Kesadaran Perempuan
Realita, kalau dahulu perempuan juga sudah berikrar sumpah pemuda. Bagaimana gigih dan beraninya mereka dahulu hanya agar perempuan sekarang bisa merasakan bagaiman namanya damai. Perempuan sekarang itu adalah kita. Kita harus bersyukur karena kegigihan mereka, kita hidup dalam keadaan merdeka. Sekarang tugas kita hanya satu, menjaga ikrar tersebut. Ingat menjaga bukan hanya menghafal isinya, akan tetapi bagaimana kita bisa merasa memiliki bahwa Indonesia ini adalah Negara kita. Kita harus bangkit untuk Indonesia yang maju, sebagaimana pahlawan kita dahulu bangkit untuk tidak ditindas penjajah.
Kita sebagai perempuan sangatlah berperan dalam maju mundurnya Negara ini. Bukankah Rasul pernah berkata “ maju mundurnya suatu Negara tergantung pada perempuan Negara tersebut. Bagi kaum ibu, mari kita didik anak-anak kita untuk mencintai Indonesia. Bagi mahasiswi, mari buktikan bahwa perempuan Indonesia bisa bertindak untuk majunya Indonesia dengan terus belajar dan meningkatkan mutu. Mari kita lakukan semua hal yang positif untuk menjaga bahasa, Negara dan budaya kita Indonesia. Pasti bisa. Perempuan pasti ikut berjasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAMIL DI LUAR NIKAH USIA REMAJA

       I.             PENDAHULUAN Cepatnya arus informasi dan semakin majunya tehnologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan masyarakat di Indonesia, tidak terkecuali remaja. Teknologi seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, disatu sisi berdampak positif tapi di sisi lain juga berdampak negatif. Dampak posifitnya, munculnya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi. Sementara pengaruh negatifnya, masuknya pengaruh budaya asing seperti pergaualan bebas dan pornografi. Masuknya pengaruh budaya asing mengakibatkan adanya pergaulan bebas dan seks bebas yang kemudian mengakibatkan terjadinya fenomena hamil di luar nikah. Remaja merupakan generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik, yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar. Namun, remaja sekarang ini banyak yang terjerumus ke dalam pergaulan

Sepenggal Kisah Tentang Waktu

Video singkat yang menceritakan seorang gadis yang malas-malasan. Kehidupannya hanya diisi dengan kegiatan yang kurang bermanfaat. Dia pun hampir setiap saat meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat. Dia tidak pernah tidur ketika malam, bukan berarti untuk berdzikir dan bermujahadah pada Allah, tapi malah bermain game, dan melakukakan kegiatan yang sama sekali tidak bermanfaat. Lucunya ketika adzan subuh berkumandang, bak lagu merdu yang menina bobokan dirinya untuk tidur. Al hasil, dia tidak sholat subuh dan parahnya sepanjang paginya dia tidur sampai siang hari. Suatu ketika, di depan rumahnya dia melihat iring-iringan yang tak biasa. Bukan karnaval atau marching band, tapi keranda mayat yang berodakan manusia yang membawa jenazah. Hal ini membuat dia termenung sejenak memikirkan kalau hidup ini akan berakhir. Semua wejangan yang dulu pernah diberikan orang tuanya. Ia sadar kalau selama ini waktunya terbuang sia-sia, padahal Rasulullah SAW mengin