Oleh : Tien Afecto Galuh “Krittt... krittt... krittt...,” bunyi sepatu baru Didit terkena lantai. “Bagus sepatuku, kan?” sambil menunjukkannya pada Boby. “Iya, bagus sekali,” jawabnya sambil ternganga melihati sepatu Didit itu. Boby sangat menginginkan sepatu itu sebelumnya tetapi ayahnya belum punya cukup uang untuk membelikannya. “Kringgg...,” bunyi bel masuk. Boby terus saja diam-diam memandangi sepatu Didit. Dalam pandangannya sepatu itu sangat bagus. Dia membayangkan, andai saja itu dikenakan olehnya. Hari ini pasti banyak teman yang mau duduk dengannya bukan hanya Didit. Didit dan Boby berteman sejak kecil, rumah Boby berada tepat di belakang rumah Didit. Gubuk kecil yang damai bagi Didit tapi bukan bagi Boby. “Kenapa aku tak seberuntung Boby?” dalam lamunannya, Boby menyalahkan hidupnya sehingga hanya bisa membayangkan bisa memakai sepatu yang sekarang dipakai teman baiknya. “Kamu kenapa Bob? Sakit ya?” bisik Didit melihat Boby melamun. Boby kaget dan terbangun dari la...
Secuil pengalaman Tintin yang ingin dibagikan daripada lupa dalam ingatan :)